Jakarta
(ANTARA News) - Ketua Satgas Anti Pembajakan Ari Juliano Gema menyebutkan
kerugian akibat pembajakan karya film mencapai Rp437,5 miliar.
"APROFI (Asosiasi Produser Film Indonesia) sendiri menghitung satu film yang dibajak dengan berbagai channel (saluran) bisa dirugikan 4,3 miliar (rupiah)," kata dia di Bareskrim Polri Jakarta, Jumat.
"Pembajakan dari berbagai channel yang ada bisa sampai 100 film, maka jika dihitung kerugiannya bisa mencapai Rp437,5 miliar," sambung dia.
"APROFI (Asosiasi Produser Film Indonesia) sendiri menghitung satu film yang dibajak dengan berbagai channel (saluran) bisa dirugikan 4,3 miliar (rupiah)," kata dia di Bareskrim Polri Jakarta, Jumat.
"Pembajakan dari berbagai channel yang ada bisa sampai 100 film, maka jika dihitung kerugiannya bisa mencapai Rp437,5 miliar," sambung dia.
Demikianlah
kutipan berita dari Antara News pada tanggal 18 September 2015. Fakta yang
tentunya sangat mengejutkan dan sekaligus sangat memprihatinkan. Kondisi
industri perfilman di Indonesia justru sangat berbanding terbalik dengan Industri
perfilman Hollywood yang pada tahun 2013 saja keuntungannya
berkisar US$ 4,7 miliar. Pada tahun 2015 keuntungan tertinggi diraih
oleh film Jurassic World, penghasilan film ini sendiri sebesar $1669 juta atau
sebesar Rp21,67 triliun (kurs Rp13.000).
Sungguh banyak sekali tantangan yang harus dihadapi
industri perfilman dalam negeri yang selain harus bersaing dengan film – film
dari manca negara mereka masih harus bertarung menghadapi pembajakan film yang
begitu marak terjadi. Selain itu kondisi yang menyulitkan adalah bahwa
Indonesia adalah negara yang masih mengandalkan industri yang bersumberkan dari
alam, tidak menjadikan industri alternatif seperti film ini sebagai salah satu
celah yang besar untuk menaikan pendapata negara. Masih rendahnya tingkat pendidikanpun
menjadi salah satu faktor yang lain, ditambah lagi pengawasan yang tidak ketat
serta penegakan aturan yang masih sangat kurang.
Dikalangan mahasiswa sendiri mengunduh film- film dari
website-website yang secara gratis
menyediakan film-film adalah salah satu opsi yang dirasa paling cocok karena
mudah, dan murah. Pembajakan film seperti ini dianggap hal yang biasa dan sah
–sah saja. Menjamurnya penyedia film secara gratis khususnya di Internet
semakin memudahkan pembajakan film tersebut. Website tersebut sebenarnya bukan
berbaik hati membagikan film-film secara cuma- Cuma melainkan mereka
mendapatkan keuntungan dari iklan-iklan yang hadir di website mereka.
6 dari 10 orang mahasiswa yang saya wawancarai mengaku
dalam rentang waktu sau bulan mereka lebih sering menguduh film secara gratis
dibandingkan pergi ke bioskop atau membeli CD/DVD dari film tersebut. Mereka
hanya sesekali saja pergi ke bioskop atau bahkan tidak sama sekali dalam satu
bulan tersebut. Mereka berfikir bahwa terlalu mahal utnuk menghabiskan uang
untuk memebeli tiket bioskop mengunduh film secara gratispun menjadi opsi yang
dirasa sangat tepat opsi lainnya adalah dengan membeli CD/DVD bajakan yang
dijual secara bebas dipasaran dengan harga yang murah. Selain itu film bisa
dinikmati kapan saja serta bisa ditonton berulang kali, meskipun tingkat
kepuasannya berbeda bila dibandingkan dengan menonton film di bioskop secara
langsung.
4 dari 10 orang mahasiswa lainnya mengaku lebih sering
menonton film di bioskop, alasannya karena berbagai hal salah satunya adalah
karena terlalu malas untuk mengunduh film serta experience yang didapat berbeda bila menonton film di bioskop.
Dituturkan bahwa bila menonton di bioskop terasa sangat memuaskan dan lebih
fokus sehingga merasa tidak perlu atau bosan untuk menonton film tersebut
secara berulang.
Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa sudah
sepatutunya mendukung dan bergerak menuju pada kemajuan utnuk bangsa ini. Salah
satunya dengan cara mendukung industri film dalam negeri serta dengan tidak melakukan
pembajakan merupakan sebuah langkah kecil yang sangat berarti. Semoga
kedepannya industri film di tanah air bisa sesukses perindustrian film di
negara lain seperti Amerika dengan Hollywoodnya
dan India dengan Bollywoodnya.
Referensi :
Sumber gambar :
No comments:
Post a Comment